SURAT TERBUKA UNTUK MENTERI BUMN DAN PARA NASABAH BNI

January 20, 2023

Kepada Yth. Menteri BUMN, dan Nasabah BNI Indonesia,
Bukan main-main, 149jt raup dari saldo rekening seorang pengusaha kecil di desa.

Pak Menteri, Pak Erick Thohir, saya tau Bapak sedang berusaha membantu mengembangkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Tolong saya si pengusaha kecil ini yang kehilangan saldo di salah satu bank BUMN. Bantu saya agar uang saya kembali dan saya bisa mengembangkan usaha saya. Semoga Bapak juga tidak menjawab, “Ini bukan wewenang/ranah/bagian saya.”

Pengusaha kecil di desa dengan memiliki usaha toko, menjadi mata pencaharian yang saya geluti sejak memulai rumah tangga baru pada tahun 2011. Bapak Ibu, Pengusaha kecil begini pastinya membutuhkan modal usaha yang harus selalu ‘ada’. Agar usaha saya terus berjalan mulailah saya menabung di BNI. Bapak Ibu pasti tau Agen46, katanya ini cara BNI untuk mendekatkan layanan ke masyarakat. Beberapa tahun terakhir saya selalu nyaman dengan transaksi melalui BNI Agen46. Saya pun mengajukan ke BNI untuk menjadi Agen46. Aplikasi BNI Agen46 pun terinstal di handphone.
Beberapa tahun berlalu, nyaman saja menggunakan aplikasi BNI Agen46 sampai pada pagi hari pukul 08.55 tanggal 22 November 2022, keanehan pun terjadi. Tiba-tiba saya tidak bisa akses aplikasi BNI Agen46. Solusi yang terpikir di kepala saya saat itu adalah langsung melapor ke kantor cabang BNI terdekat, yaitu BNI Cabang Porsea. Saya pun bergegas ke kantor cabang BNI Porsea yang jaraknya hanya 10 menit dari rumah. Seusai menyampaikan laporan kecurigaan terkait gagal akses ke rekening BNI saya, petugas BNI Cabang Porsea menyarankan untuk menunggu saja karena akan segera diproses. Saya pun dengan sabar menanti proses penyelesaian pengaduan ini.
Dalam keadaan masih was-was, harap-harap cemas, sambil menunggu ‘proses’ mereka, saya tetap mencoba akses aplikasi BNI Agen46 berkali-kali sejak pagi siang hingga malam hari pada tanggal 22 November 2022. Keesokan pagi, pada tanggal 23 November 2022, si pengusaha kecil ini berharap ada titik terang dari proses penyelesaian pengaduan, berharap sudah bisa akses aplikasi BNI Agen46, ternyata dijawab dengan ‘gagal akses’. Merasa tidak puas dengan layanan pengaduan di BNI cabang Porsea, saya pun mendatangi kantor BNI cabang Balige yang berjarak tempuh hampir 1 jam dari rumah. Kantor cabang BNI tersebut berada di Jl. Patuan Nagari No.101 Pardede Onan Kec. Balige. Usaha kecil di toko pun terbengkalai untuk sementara waktu, yang biasanya saya harus merakit lemari dan mengirimkan ke pelanggan, saya harus menenangkan pelanggan saya untuk bersabar karena saya ada musibah.
Petugas BNI Cabang Balige pun menyarankan untuk bersabar dan menunggu karena sudah masuk proses pengaduan dan kelengkapan yang mereka minta berupa surat polisi, lembar pengaduan, rekening koran, ktp, buku tabungan, segera saya lengkapi dan sudah disampaikan ke BNI cabang Balige.
Rekening koran BNI yang sempat saya mintakan ke BNI Cabang Balige pun terus-menerus saya periksa. Ternyata ada berkali-kali transaksi per tanggal 23 November 2022 melalui BNI Agen46. Aneh, padahal saya sudah melapor sejak tanggal 22 November 2022 ke BNI cabang terdekat. Kenapa ya, apa oknum BNI orang dalam yang mengetahui permasalahan gagal akses, sehingga mereka mengambil duit saya. Saya terus mengumpulkan kecurigaan.
Saya pun meminta kontak PIC petugas BNI Cabang Balige yang bisa saya hubungi sewaktu-waktu untuk mengetahui progress penyelesaian. Dalam hati, semoga saja, kali ini pengaduan atas raupnya saldo rekening BNI ini ada jalan keluarnya.
Saya pun bisa menghubungi Sdri. Hilda sang petugas BNI cabang Balige, hampir setiap hari untuk menanyakan penyelesaian pengaduan. Namun setiap kali ditanya, jawabannya selalu, “Prosesnya menunggu Pusat ya Pak.” Bahkan saya juga berkali-kali berbicara melalui telepon dengan petugas Agen46 dan menghubungkannya dengan petugas BNI Cabang Balige tersebut, agar segera ada penyelesaian. Namun lagi-lagi harapan si pengusaha kecil ini dibuat pupus oleh mereka.
Sejak kejadian itu, ingin rasanya menyampaikan uneg-uneg ini di media, tapi tak kuasa melihat ibunda sedang perawatan kanker stadium IV harus mendengar musibah yang anaknya alami. 2 bulan berlalu, saya harus membohongi keluarga agar ibunda fokus pada pengobatan yang sudah berjalan sejak 2018. “Mama, anakmu pasti bisa menyelesaikan masalah ini”, dalam hati si pengusaha kecil yang ingin juga membantu biaya pengobatan kanker, namun hanya bisa bersedih dan berharap duit saya kembali.
Namun apa yang coba saya sembunyikan, akhirnya diketahui jua oleh ibunda. Keluarga yang merawat Mama di Jakarta, mungkin bisa membantu menghubungkan saya dengan BNI Pusat yang berlokasi di Jl. Sudirman, Jakarta.
Berharap ada sistem di kantor cabang BNI di Jakarta yang dapat men-trace pengaduan saya sudah sampai dimana, keluarga mendatangi BNI cabang terdekat di Jakarta untuk meminta bantuan. Namun lagi – lagi harapan pupus. Ternyata petugas BNI tidak bisa men-trace pengaduan. “Hubungi saja cabang BNI sesuai buku rekening pelanggan!”, begitu kata petugas BNI di salah satu cabang di Jakarta.
Tak habis di situ, keluarga pun menghubungi BNI melalui pesan chat instagram akun @bni46, namun jawabannya: “Hai Kak Pardosi, maaf Kak untuk pengecekan laporan tersebut belum bisa di cek via layanan Social Media BNI. Kakak perlu ke Cabang BNI terdekat bawa e-KTP, kartu debit, dan buku tabungan agar bisa dibantu pengecekan oleh petugas BNI lebih lanjut ya. Tks -Novi-“. Dan lagi, “Berkaitan laporan yg diberikan, berada diluar wewenang saya, silahkan laporkan ke call center”, jawab seorang manajemen di BNI Kantor Pusat yang sempat dihubungi keluarga di Jakarta.
Padahal sudah puluhan kali saya menghubungi call center BNI, dan jawaban teranehnya, “Ini bukan ranah saya.”

Kemana lagi saya harus menyampaikan pengaduan ini? Tolong bantu saya.

Dari seorang pengusaha kecil yang duitnya ludes/raup/hilang di rekening BNI.

Gokkon Hermanto Pardosi
Desa Tangga Batu 1, Kec. Parmaksian, Kab. Toba
Sumatera Utara

January 25, 2023 (Lanjutan Surat Terbuka untuk Menteri BUMN dan Nasabah BNI)


Kini BNI meruntuhkan semangat pengusaha kecil. Tidak cukup dengan jawaban #bukanranahsaya, kali ini dibalas lagi dengan jawaban #bukantanggungjawabsaya.
WASPADA hai rakyat jelata seperti saya, BNI tidak mau mengganti duitmu kalo saldo BNI mu tiba-tiba Rp 0 tanpa sepengetahuanmu! Laporan keluhanmu? Percuma! Nabung banyak-banyak di BNI? Ngapain! Duit bakal hilang dari rekening BNI mu!
Lemas kan bacanya!? Apalagi saya, sudah capek-capek banting tulang sebagai pengusaha kecil di desa, duitnya dicolong entah sama siapa. Woiii, ini duit disimpan di BNI, kok BNI cuek aja. Gak bertanggung jawab katamu? Padahal sudah lapor tidak bisa akses apps BNI sehari sebelum kejadian, begitu ludes baru bisa akses. Sudah lengkap pula semua berkas keluhan termasuk laporan kepolisian. Namun duhai BNI yang katanya bank yang termasuk BUMN, seenak itu mengirimkan surat yang menyatakan #bukantanggungjawabBNI.

Dari seorang pengusaha kecil yang duitnya ludes/raup/hilang di rekening BNI.


GOKKON HERMANTO PARDOSI

Desa Tangga Batu 1, Kec. Parmaksian, Kab. Toba, Sumatera Utara

(dapat disebar dan sudah mendapat persetujuan dari Gokkon Hermanto Pardosi)

#erickthohir

#umkm

#bni46

#bniagen46

#antifraud

#bukanranahsaya